Inilah 4 Tips Semoga Kita Sukses Mengatasi Kegagalan
Mengapa sih hidup di dunia ini tidak luput dari kegagalan? Kenapa sukses itu tidak bisa kita raih dengan mudah? Adakah pesan yang tersirat dari kegagalan yang selalu kita alami ini? Mungkin demikian pertanyaan-pertanyaan yang ada di pikiran kita ketika kita gagal meraih tujuan yang ditargetkan. Tentu semua insan hidup di dunia niscaya mengalami kegagalan, mustahil tidak. Kegagalan memang kadang begitu mengecewakan terlebih ketika kita sangat menggebu ingin mencapai suatu sasaran dengan cepat.
Lalu bagaimana caranya supaya kita tidak lagi takut gagal? Adakah tips supaya kita sukses mengatasi kegagalan? Pasti ada dan semua orang mempunyai cara sendiri untuk mengatasinya. Di sini saya juga ingin membantu teman-teman dengan memperlihatkan tips sederhana supaya teman-teman tidak takut gagal lagi. Di sini saya memang bukan seorang motivator hebat, tetapi paling tidak semoga dengan goresan pena saya di bawah ini bisa membangkitkan semangat kalian untuk kembali meraih sasaran yang selama ini tertunda.
Lalu bagaimana caranya supaya kita tidak lagi takut gagal? Adakah tips supaya kita sukses mengatasi kegagalan? Pasti ada dan semua orang mempunyai cara sendiri untuk mengatasinya. Di sini saya juga ingin membantu teman-teman dengan memperlihatkan tips sederhana supaya teman-teman tidak takut gagal lagi. Di sini saya memang bukan seorang motivator hebat, tetapi paling tidak semoga dengan goresan pena saya di bawah ini bisa membangkitkan semangat kalian untuk kembali meraih sasaran yang selama ini tertunda.
Inilah Tips Sukses Mengatasi Kegagalan
Tips ini sangat sederhana, semua niscaya sudah tahu alasannya banyak yang sudah menulisnya. Jika kalian masih ingat, tips di bawah ini merupakan pelajaran BK (Bimbingan Konseling) kelas 7 SMP. Ada 4 tips diantaranya yaitu introspeksi diri, jangan putus asa, mengambil langkah baru, dan bangun rasa percaya diri.
Tips 1 : Introspeksi Diri Sendiri
Ketika kita mengalami kegagalan sekarang datang saatnya untuk introspeksi diri. Yakni mulai mengoreksi diri mulai dari menemukan kekurangan dan kelemahan apa saja yang perlu kita perbaiki. Kemudian mencari peluang, kekuatan, serta kelebihan apa saja yang bisa gunakan sebagai solusi. Dengan introspeksi diri maka kita telah menemukan jati diri, bisa mempersiapkan persiapan yang matang sebelum melangkah kembali, dan bisa mencoba lagi tanpa takut terjatuh lagi.
Tips 2 : Jangan Pernah Berputus Asa
Kebanyakan orang akan berputus asa usai mengalami kegagalan. Padahal frustasi hanya akan membuang-buang waktu, tidak ada gunanya, dan tidak akan menuntaskan sebuah permasalahan. Namanya juga manusia, maklum jikalau mempunyai perasaan frustasi sehabis gagal. Namun jangan di pelihara berkepanjangan rasa frustasi tersebut. Segeralah berdiri kembali dan temukan semangat baru. Sadari bahwa mencoba lagi itu lebih baik dari pada harus berdiam diri menyesali kegagalan.
Tips 3 : Temukan Langkah Baru
Setelah mempunyai modal persiapan lebih matang dari hasil introspeksi diri dan tetapkan untuk berjuang lagi, sekarang saatnya untuk mengambil langkah baru. Orang yang mencar ilmu dari kegagalan mereka niscaya menerima pelajaran berharga dari kegagalan sebelumnya. Jika tidak bisa mencapai dengan langkah awal maka cobalah lagi dengan langkah berikutnya. Langkah awal boleh jadi gagal alasannya memang belum ada persiapan matang, namun langkah kedua harus lebih baik alasannya sudah mempunyai modal dan persiapan dari kehgagalan di langkah awal.
Tips 4 : Miliki Modal Percaya Diri
Ada suatu hal yang melunturkan semangat kita meraih cita-cita, yakni perasaan malu, minder, serta kurang percaya diri. Perasaan inilah yang menciptakan kita selalu merasa takut berhasil, belum mencoba tetapi sudah di dahului rasa takut, jadinya tidak yakin atau ragu-ragu, sehingga kesempatan yang sudah ada di depan mata pun semakin menjauh. Orang menyerupai ini jangan harap bisa sukses, belum mencoba tetapi mengklaim dirinya tidak mampu. Kita harus tahu bahwa modal utama semoga berani melawan rasa takut yaitu dengan mempunyai rasa percaya diri.
Sukses itu menyerupai pertandingan, harus mengerti arti kemenangan dan menghargai kekalahan.
Sukses itu bagaikan sebuah pertandingan, ada kalah ada menang. Dalam suatu pertandingan contohnya saja sepak bola, untuk menjadi pemenang maka mencetak gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya yaitu targetnya. Berbagai teknik dan strategi di terapkan di dalam permainan, baik itu cara menyerang dan tidak lupa bagaimana bertahan. Ada suatu waktu peluang bisa diciptakan namun tidak bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga menjadi gol, sebaliknya keseriusan menyerang menciptakan lupa pertahanan jadinya malah kebobolan.
Nah di sinilah tugas pengamat dibutuhkan, bukan penonton yang bersorak bangga jikalau tim kesayangan menang dan mencemooh jikalau tim pujian kalah. Pengamat akan mengamati jalannya pertandingan dengan cermat dan cerdas, sehingga bisa memberi kritik dan saran bagaimana mengevaluasi pertandingan yang telah usai berlangsung guna memperbaiki dan mempersiapkan pertandingan selanjutnya. Kita tahu bahwa instruktur dengan segenap kemampuannya telah memberi aba-aba kepada para pemainnya. Namun pemain hanyalah insan bisa, mereka mustahil menguasai segala instruksi pelatih, apa lagi mereka bekerja sebagai satu tim. Untuk itu jadilah pengamat yang bijaksana dan jangan menjadi penonton yang hanya bisa bersorak.
Seperti inilah analogi ketika kita mengejar kesuksesan, ada sasaran yang jelas, periapan fisik dan mental yang matang, serta harus mengerti kapan harus berjuang dan kapan harus bertahan. Sehingga kita bisa menjadi juara sejati yang menikmati keberhasilan bukan menjadi pecundang yang menyesali kegagalan.
Kesimpulan
Untuk menjawab semua pertanyaan di paragraf pertama silahkan ambil kesimpulan masing-masing, jikalau kalian remaja niscaya bisa menjawab semua pertanyaan di atas. Intinya kegagalan merupakan suatu ujian, dan setiap ujian niscaya ada pesan yang tersirat yang terkandung di dalamnya. Dengan memanfaatkan kegegalan sebagai kerikil loncatan maka kita bisa menjadi pribadi remaja yang bisa sukses mengatasi kegagalan.
Kalau cuma berkata itu praktis ya, padahal belum tentu bisa melaksanakan sesuai yang di katakan. Lebih praktis lagi kalau melongo sambil menyesali kegagalan deh kayaknya. Sebab berkata itu masih butuh mikir, apalagi kata ini dalam bentuk goresan pena bukan ucapan. Kalau melongo kan tinggal duduk santai sambil menghayati pikiran yang melayang entah kemana, hehe
Baca Juga:
Komentar
Posting Komentar